Featured Widget

6/recent/ticker-posts

Konsep Ideologi Muhammadiyah, Ideologi yang Berkemajuan (Bagian 2)

KONSEP IDEOLOGI MUHAMMADIYAH

Oleh : Prof. Dr. K. H. Haedar Nashir, M. Si. ( Ketua Umum PP Muhammadiyah )

 Ideologi yang Berkemajuan ( bagian 2 )

Muhammadiyah memandang bahwa Islam dalam pergumulan dengan kehidupan sepanjang zaman harus diwujudkan dalam amal. Islam sangat menjunjung tinggi amal sejajar dengan iman dan ilmu, sehingga Islam hadir dalam paham keseimbangan sekaligus membumi dalam kehidupan. Dalam kehidupan yang konkret tidak ada manifestasi lain dari Islam kecuali dalam amal. Kiai Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah yang didirikannya memelopori penafsirkan ulang doktrin Islam secara nyata untuk perubahan sebagaimana tercermin dalam teologi Al-Ma'un. Dari teologi Al-Ma'un lahir transformasi Islam untuk mengubah kehidupan yang bercorak membebaskan, memberdayakan, dan memajukan. Model pemahaman doktrin Islam dan penafsirannya yang implementatif itu menunjukkan daya hidup dan kemampuan Muhammadiyah dalam merumuskan ulang pesan-pesan dan nilai-nilai Islam yang responsif dengan problematika kemanusiaan, serta berdialog dengan realitas zaman secara cerdas dan mencerahkan.

Muhammadiyah memahami bahwa Islam memiliki pandangan tentang masyarakat yang dicita-citakan, yakni masyarakat Islam. yang sebenar-benarnya. Dalam pesan Al-Qur'an (QS. Ali Imran ayat 110; Al Baqarah ayat 143), masyarakat Islam yang diidealisasikan merupakan perwujudan khaira ummah (umat terbaik) yang memiliki posisi dan peran ummatan wasatha (umat tengahan), dan syuhada 'ala al-nas (pelaku sejarah) dalam kehidupan manusia. Masyarakat Islam adalah suatu masyarakat yang di dalamnya ajaran Islam berlaku dan menjiwai seluruh bidang kehidupan yang dicirikan oleh bertuhan. dan beragama, berpersaudaraan, berakhlak dan beradab, berhukum syar'i, berkesejahteraan, bermusyawarah, berikhsan, berkemajuan, berkepemimpinan, dan berketertiban. Dengan demikian masyarakat Islam menampilkan corak yang bersifat tengahan, yang melahirkan format kebudayaan dan peradaban yang berkeseimbangan.

Masyarakat Islam yang dicita-citakan Muhammadiyah memiliki kesamaan karakter dengan masyarakat madani (civil-society) yang maju, adil, makmur, demokratis, mandiri, bermartabat, berdaulat, dan berakhlak-mulia (al-akhlaq al-karimah) yang dijiwai nilai-nilai Ilahiah. Masyarakat Islam sebagai kekuatan madaniyah (masyarakat madani) menjunjung tinggi kemajemukan agama dan pemihakan terhadap kepentingan seluruh elemen masyarakat, perdamaian dan nir-kekerasan, serta menjadi tenda besar bagi golongan dan kelompok masyarakat tanpa diskriminasi. Masyarakat Islam yang dicita-citakan Muhammadiyah merupakan masyarakat yang terbaik yang mampu melahirkan peradaban yang utama sebagai alternatif yang membawa pencerahan hidup umat manusia di tengah pergulatan zaman.

Dari pandangan Islam yang berkemajuan itu maka dapat dilihat perbedaan orientasi atau perspektif Muhammadiyah dengan gerakangerakan Islam lainnya yang cenderung ekstrem. Pertama, Muhammadiyah berbeda dengan pandangan Islam yang serba liberal dan melakukan dekonstruksi (pembongkaran secara kritis) atas ajaran-ajaran Islam sehingga serba relatif seperti dilakukan oleh kelompok atau pandangan Islam liberal. Kedua, Muhammadiyah juga berbeda dari pandangan dan gerakan Islam yang cenderung radikal-konservatif atau radikalfundamentalis seperti Salafi, Wahhabi, Tarbiyah/Ikhwanul Muslimin, Taliban, Jama'ah Tabligh, Islam Jama'ah, Jama'ah Islamiyah, Hizbut Tahrir, Majelis Mujahidin, Ansharut Tauhid, Islam Tradisional, Majelis Tafsir Al-Qur'an, dan kelompok Syiah. Muhammadiyah lebih berbeda. dan berseberangan karakter dengan partai-partai politik Islam, termasuk dengan partai dakwah apapun, karena organisasi politik tersebut selain memiliki ideologi sendiri juga semuanya berjuang di jalur politik praktis.

Kendati Muhammadiyah berbeda dengan gerakan-gerakan Islam lain, diyakini semuanya sebenarnya bergerak demi al-izza al-Islam wa alMuslimun, untuk kejayaan Islam dan umat Islam. Karena itu ukhuwah dan toleransi dengan gerakan-gerakan Islam tersebut menjadi sangat diperlukan dan satu sama lain jangan sampai saling menegasikan dan melakukan permusuhan yang menyebabkan lemahnya persatuan dan kekuatan umat Islam. Satu sama lain gerakan-gerakan Islam di negeri ini maupun di dunia Islam tentu tidak boleh saling mengintervensi dengan pandangan negatif apalagi yang bersifat sesat-menyesatkan. Tetapi sebagai sebuah sikap ideologi warga lebih-lebih kader dan pimpinan tidak memahami karakter ideologi gerakan-gerakan Islam lain itu, apalagi menghimpitkan dan merangkapkan diri, serta membiarkan leluasa masuk di lembaga-lembaga dan jama'ah-jama'ah Muhammadiyah, sebab gerakan-gerakan Islam tersebut juga memiliki misi dan kepentingan sendiri. Ukhuwah dan toleran tetap penting, tetapi sikap tegas dan mengutamakan ideologi Muhammadiyah juga tidak kalah pentingnya, sehingga dalam perbedaan terdapat ukhuwah dan dalam ukhuwah terdapat karakter masing-masing yang harus saling dijaga dan dihormati tanpa saling menghimpitkan diri. Di sinilah pentingnya memahami ideologi Muhammadiyah dan bersikap tegas serta tidak mendua dari segenap anggota, kader, dan pimpinan di seluruh lini dan tingkatan Persyarikatan Muhammadiyah.


Sumber : Kuliah Kemuhammadiyahan jilid 2,  penerbit Suara Muhammadiyah


┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈

Nashrun Minallahi Wa fathun Qarieb

Posting Komentar

0 Komentar