Featured Widget

6/recent/ticker-posts

Konsep Ideologi Muhammadiyah, Ideologi yang Berkemajuan (Bagian 1)


KONSEP IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
Oleh : Prof. Dr. K. H. Haedar Nashir, M. Si. ( Ketua Umum PP Muhammadiyah )

 Ideologi yang Berkemajuan ( bagian 1)

Ideologi Muhammadiyah juga berwatak kemajuan. Penggunaan istilah Islam yang berkemajuan menurut Prof. Dr. M. Amin Abdullah lebih tepat dan mengindonesia bagi Muhammadiyah, yang menurut pandangannya mirip dengan ideologi progresif. Pasca Muktamar ke-46 atau Muktamar Satu Abad dikembangkan konsep dan istilah Islam yang berkemajuan. Jika dikaji dari berbagai substansi ideologi dan pemikiran Muhammadiyah, maka terkandung isyarat tegas bahwa sesungguhnya ideologi Muhammadiyah yang berwatak reformis-modernis itu secara lebih moderat dapat dikatakan sebagai ideologi yang berkemajuan, yakni mengandung jiwa pembaruan dan kemajuan sejalan dengan jiwa ajaran Islam. Watak dan ideologi yang berkemajuan itu tampak sekali dalam kandungan substansi pandangan keagamaan sebagaimana termaktub dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua tahun 2010.

Dalam "Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua" tersebut dideklarasikan, bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang melaksanakan misi dakwah dan tajdid untsuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Bagi Muhammadiyah Islam merupakan nilai utama sebagai fondasi dan pusat inspirasi yang menyatu dalam seluruh denyut-nadi gerakan. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam sebagai risalah yang dibawa para Nabi hingga Nabi akhir zaman Muhammad SAW adalah agama Allah yang lengkap dan sempurna. Islam selain mengandung ajaran berupa perintah-perintah dan larangan-larangan tetapi juga petunjukpetunjuk untuk keselamatan hidup umat manusia di dunia dan akhirat.

Muhammadiyah memandang bahwa Islam merupakan agama yang mengandung nilai-nilai kemajuan untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang tercerahkan. Kemajuan dalam pandangan Islam adalah kebaikan yang serba utama, yang melahirkan keunggulan hidup lahiriah dan rohaniah. Adapun dakwah dan tajdid bagi Muhammadiyah merupakan jalan perubahan untuk mewujudkan Islam sebagai agama bagi kemajuan hidup umat manusia sepanjang zaman. Dalam perspektif Muhammadiyah, Islam merupakan agama yang berkemajuan (din alhadlarah), yang kehadirannya membawa rahmat bagi semesta kehidupan. 

Islam yang berkemajuan memancarkan pencerahan bagi kehidupan. Islam yang berkemajuan dan melahirkan pencerahan secara teologis merupakan refleksi dari nilai-nilai transendensi, liberasi, emansipasi, dan humanisasi sebagaimana terkandung dalam pesan Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 104 dan 110 yang menjadi inspirasi kelahiran Muhammadiyah. Secara ideologis, Islam yang berkemajuan untuk pencerahan merupakan bentuk transformasi Al-Ma'un untuk menghadirkan dakwah dan tajdid secara aktual dalam pergulatan hidup keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Transformasi Islam bercorak kemajuan dan pencerahan itu merupakan wujud dari ikhtiar meneguhkan dan memperluas pandangan keagamaan yang bersumber pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan mengembangkan ijtihad di tengah tantangan kehidupan modern abad ke-21 yang sangat kompleks. 

Islam yang berkemajuan menyemaikan benih-benih kebenaran, kebaikan, kedamaian, keadilan, kemaslahatan, kemakmuran, dan keutamaan hidup secara dinamis bagi seluruh umat manusia, Islam yang menjunjung tinggi kemuliaan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa diskriminasi. Islam yang menggelorakan misi antiperang, antiterorisme, antikekerasan, antipenindasan, antiketerbelakangan, dan anti terhadap segala bentuk pengrusakan di muka bumi seperti korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, kejahatan kemanusiaan, eksploitasi alam, serta berbagai kemungkaran yang menghancurkan kehidupan. Islam yang secara positif melahirkan keutamaan yang memayungi kemajemukan suku bangsa, ras, golongan, dan kebudayaan umat manusia di muka bumi. 

Muhammadiyah berkomitmen untuk terus mengembangkan pandangan dan misi Islam yang berkemajuan sebagaimana spirit awal kelahirannya tahun 1912. Pandangan Islam yang berkemajuan yang diperkenalkan oleh pendiri Muhammadiyah telah melahirkan ideologi kemajuan, yang dikenal luas sebagai ideologi reformisme dan modernisme Islam, yang muaranya melahirkan pencerahan bagi kehidupan. Pencerahan (tanwir) sebagai wujud dari Islam yang berkemajuan adalah jalan Islam yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan dari segala bentuk keterbelakangan, ketertindasan, kejumudan, dan ketidakadilan hidup umat manusia.

Dengan pandangan Islam yang berkemajuan dan menyebarluaskan pencerahan, maka Muhammadiyah tidak hanya berhasil melakukan peneguhan dan pengayaan makna tentang ajaran akidah, ibadah, dan akhlak kaum Muslimin, tetapi sekaligus melakukan pembaruan dalam mu'amalah-dunyawiyyah yang membawa perkembangan hidup sepanjang kemauan ajaran Islam. Paham Islam yang berkemajuan semakin meneguhkan perspektif tentang tajdid yang mengandung makna pemurnian (purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi) dalam gerakan Muhammadiyah, yang seluruhnya berpangkal dari gerakan kembali kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah (al-ruju' ila Al-Qur'an wa alSunnah) untuk menghadapi perkembangan zaman.

Karakter Islam yang berkemajuan untuk pencerahan peradaban telah memberikan kekuatan yang dinamis dalam menghadapkan Islam dengan perkembangan zaman. Dalam penghadapan Islam atas realitas zaman itu dikembangkan ijtihad dengan penggunaan akal pikiran dan ilmu pengetahuan sebagai instrumen kemajuan, sehingga Islam benar-benar menjadi agama bagi kehidupan yang bersifat kontekstual tanpa kehilangan pijakannya yang autentik pada sumber ajaran. Ijtihad dan tajdid dalam gerakan Muhammadiyah sejak awal menemukan ruang artikulasi dalam kontekstualisasi ajaran Islam sebagaimana dikembangkan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan. Adapun rasionalisasi memperoleh bingkai yang kokoh sebagaimana disebut pendiri Muhammadiyah sebagai akal pikiran yang suci, sedangkan dalam Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah disebut akal pikiran yang sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

Sumber : Kuliah Kemuhammadiyahan jilid 2,  penerbit Suara Muhammadiyah

┈┈┈◎❅❀❦🌹❦❀❅◎┈┈┈

Nashrun Minallahi Wa fathun Qarieb


Posting Komentar

0 Komentar