PCM PANGGUNGREJO. MY.ID, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir pada Sabtu (23/10) menerima secara simbolik lukisan KH Ahmad Dahlan yang bermain biola. Lukisan tersebut digambar oleh Badrie seorang pelukis dari Pasuruan, Jawa Timur.
Haedar mengatakan, Kiyai Dahlan bermain biola merupakan simbol dari penghidmatan para seniman Muhammadiyah yang menghargai dan takzim terhadap pendiri Muhammadiyah yakni dalam bentuk lukisan.
“Sikap takzim kita dengan cara berkreasi itu sejatinya merupakan wujud dari mewujudkan ide-ide Kiai Dahlan yang selalu ingin kreatif dan produktif serta menjadi suluh bagi umat dan bangsa,” tutur Haedar.
Dengan cara yang unik Kiai Dahlan memperkenalkan Islam lewat alat musik sejatinya merupakan manifestasi dari cara dakwah bil hikmah wal mau’idhotil hasanah wa jadilhum bil lati hiya ahsan.
“Sehingga dakwah dan tabligh itu tidak seram tetapi menyenangkan, menggembirakan, mengoptimiskan dan juga memberi nilai yang berharga,” imbuh Haedar.
Muhammadiyah selalu memberi apresiasi pada setiap karya seni karena sesungguhnya di Muhammadiyah seni merupakan sesuatu yang hidup, hanya manifestasinya yang tidak selalu sama dengan yang lain.
“Jadi sesungguhnya tidak benar bahwa orang Muhammadiyah itu anti seni, jadi di Muhammadiyah seni itu cukup. Lebih-lebih sekarang tarjih sudah memberi ruang yang cukup, bahwa seni itu mubah atau boleh, yang tidak boleh yakni membuat orang jauh dari Allah,” jelas Haedar.
Tetapi ketika seni membuat kita dekat dengan Allah, mencintai sesama, dan menghargai alam lingkungan itu justru seni menjadi alat dakwah dan dengan seni menghidupkan irfani, rasa, dan ruhani kita.
“Biarpun beragam cara pandang, beragam dinamikanya, beragam mobilitasnya, beragam pergaulannya warga Muhammadiyah harus tetap menjadi orang-orang yang lemah lembut, damai, pemersatu tetapi juga selalu memberi nilai-nilai positif dalam kehidupan, karena seni memberikan itu,” ucap Haedar.
Terakhir, Haedar mengatakan bahwa lewat seni justru bisa menjadi kekuatan yang menyebarkan nilai-nilai dakwah yang menyatukan, mendamaikan, kemudian menghargai amal semesta dan keindahan yang diberikan Tuhan.
0 Komentar