REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali meraih prestasi di panggung internasional. Kali ini, UMM memerolehnya di bidang inovasi dan penemuan pada gelaran Invention, Innovation & Design Exposition (IIDEX) 2017 di Malaysia.
UMM melalui Sentra Hak Kekayaan Intelektual (Sentra HKI) sukses meraih empat award. Di antaranya satu medali emas, medali perak, dan perunggu pada kategori inventor. Kemudian satu medali perak pada kategori kategori 'elevator pitch'.
IIDEX merupakan pameran dan kompetisi internasional tahunan yang diadakan oleh University Teknologi Mara (UiTM), Malaysia. Tahun ini IIDEX mengambil tema 'Innovate to Inspire', yang dimaksudkan untuk mewujudkan penelitian dan inovasi yang selaras dengan rencana strategis pendidikan tinggi nasional dalam menggaet industri komersialisasi.
Dosen Teknik Informatika UMM Lailatul Husniah menerangkan, kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan budaya inovasi antara peserta didik dan peneliti. Selain itu, juga untuk membangun kolaborasi akademik dan industri sebagai komersialisasi inovasi dan invensi.
IIDEX 2017 yang digelar pada 25 sampai 29 September ini diikuti lebih dari 700 peserta yang terdiri dari tiga kategori, yaitu junior invertor (SD dan SMP), young inventor (SMA), dan inventor (staf dan dosen).
Dijelaskan, awalnya delegasi UMM tidak menargetkan untuk meraih medali pada event tersebut. “Sebenarnya target kemarin bukan award ini, target kami adalah potensi pasar untuk industri dan komersialisasinya, mengingat acara ini mempertemukan inventor-inventor dengan pihak industri,” ujar Lailatul yang juga delegasi Sentra HKI UMM ini, dalam siaran pers.
Pada event tersebut, produk game android 'Professor Lenmo' sebagai alat ukur modalitas belajar anak ciptaan Lailatul Husniah meraih dua penghargaan. Selain itu, dosen Teknik Informatika Galih Wasis Wicaksono dengan inovasi program komputer 'Sistem Monitoring LPG 3 Kg dan Sistem Transaksi Berbasis Mobile' yang berfungsi memantau distribusi elpiji tiga kilogram berbasis website dan data transaksi melalui mobile apps juga meraih medali emas.
Kemudian ada juga dosen Akuntansi UMM Ihyaul Ulum yang memperoleh penghargaan silveraward lantaran karyanya, Intellectual Capital. Lailatul menambahkan, penghargaan itu didapat karena berbagai aspek. Beberapa di antaranya dari sisi kebaruan, manfaat, dan komersialisasi.
Selain itu juga dilihat penghargaan yang sebelumnya diraih hingga publikasi ilmiahnya. “Misalnya kalau pernah dipublikasikan di jurnal bergengsi akan lebih bagus lagi nilainya, apalagi pernah didaftarkan HKInya,” ujarnya.
Sumber ; Republika.co.id
0 Komentar